9 ke Pribadian pada manusia

|

Kepribadian manusia selalu menjadi tema yang menarik untuk dicari tahu, apalagi Kepribadian kita sendiri. Rasa ingin tahu tersebutlah yang lantas membuat banyak orang pergi ke psikolog untuk menjalani tes-tes kepribadian. Semua ini dilakukan demi mengetahui “seperti apa sesungguhnya diri kita ini?”
Sembilan Tipe Kepribadian Manusia

Kesembilan tipe kepribadian tersebut adalah :
Tipe 1 perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
Tipe 2 penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
Tipe 3 pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.

Tipe 4 romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang biasa-biasa saja.
Tipe 5 pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
Tipe 6 pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
Tipe 7 petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.
Tipe 8 pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat menganPara pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.dalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
Tipe 9 pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.

Lanjut......

tips menjaga hubungan dengan pacar

|

Kalau mereka bisa sukses, saya pun bisa sukses”
Inilah kata-kata yang sering dikatakan oleh orang yang cemerlang dalam hidupnya. Apabila menghadapi masalah atau jalan buntu, mereka tidak mudah berputus asa karena berkeyakinan bahwa kalau orang lain bisa berbuat sesuatu atau sukses mengapa mereka tidak bisa.
Rujukan mereka ialah orang yang cemerlang yang telah membuktikan kehebatan diri. Tetapi bagi orang yang lemah masih ada tiga kemungkinan. Pertama mereka tidak ada rujukan mana- mana orang yang cemerlang. Keduanya kalau ada pun rujukan orang yang cemerlang, mereka merasakan mereka tidak mampu atau layak untuk sukses seperti itu. Atau ketiganya rujukan mereka ialah rekan orang lemah sendiri.
untuk merasionalkan kelemahan atau kemalasan mereka, orang ini akan berkata “kalau si dia itu sudah berusaha pun masih gagal, buat apa kita berusaha bersungguh-sungguh” .
Membangun Kepercayaan diri
Bagi sebagian kita yang punya masalah rendahnya kepercayaan- diri atau merasa telah kehilangan kepercayaan diri, mungkin Anda bisa menjadikan langkah- langkah berikut ini untuk proses latihan:
1. Menciptakan definisi diri positif.
Steve Chandler mengatakan, “Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinanmu adalah mengubah definisi dirimu.”
Bagaimana menciptakan definisi diri positif. Beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah:
Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri / membuat pendapat yang positif tentang diri sendiri. Positif di sini artinya yang bisa mendorong atau yang bisa membangun, bukan yang merusak atau yang menghancurkan.

Belajar melihat bagian-bagian positif / kelebihan / kekuatan yang kita miliki
Membuka dialog dengan diri sendiri tentang hal-hal positif yang bisa kita lakukan, dari mulai yang paling kecil dan dari mulai yang bisa kita lakukan hari ini.
Selain itu, yang perlu dilakukan adalah menghentikan persepsi diri negatif yang muncul, seperti misalnya saya tidak punya kelebihan apa-apa, hidup saya tidak berharga, saya hanya beban masyarakat, dan seterusnya. Setelah kita menghentikan, tugas kita adalah menggantinya dengan yang positif, konstruktif dan motivatif. Ini hanya syarat awal dan tidak cukup untuk membangun kepercayaan diri.
2. Memperjuangkan keinginan yang positif
Selanjutnya adalah merumuskan program / agenda perbaikan diri. Ini bisa berbentuk misalnya memiliki target baru yang hendak kita wujudkan atau merumuskan langkah-langkah positif yang hendak kita lakukan. Entah itu besar atau kecil, yang penting harus ada perubahan atau peningkatan ke arah yang lebih positif. Semakin banyak hal-hal positif (target, tujuan atau keinginan) yang sanggup kita wujudkan, semakin kuatlah keinginan kita. Kita perlu tahu bahwa pada akhirnya kita hanya akan menjadi lebih baik dengan cara melakukan sesuatu yang baik buat kita. Tidak ada yang bisa mengganti prinsip ini.
3. Mengatasi masalah secara positif
Semangat juga bisa diperkuat dengan cara memberikan bukti kepada diri sendiri bahwa kita ternyata berhasil mengatasi masalah yang menimpa kita. Semakin banyak masalah yang sanggup kita selesaikan, semakin kuatlah motivasi diri. Lama kelamaan
kita menjadi orang yang tidak mudah menyerah kalah ketika menghadapi masalah. Kerana itu ada yang mengingatkan, begitu kita sudah terbiasa merasa pasrah atau kalah, ini nanti akan menjadi kebiasaan yang membuat kita seringkali bermasalah.
4. Memiliki dasar keputusan yang positif.
Kalau melihat dari cara hidup secara keseluruhan, memang tidak ada orang yang selalu yakin atas kemampuannya dalam menghadapi masalah atau dalam mewujudkan keinginan. Orang yang sekelas Mahatma Gandhi saja sempat goyah ketika tiba-tiba kenyataan berubah secara tak terduga-duga. Tapi, Gandhi punya cara yang bisa kita tiru:
“Ketika saya putus asa maka saya selalu ingat bahwa sepanjang sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada beberapa kejahatan dan pembunuhan yang sepertinya menang tetapi akhirnya kalah. Pikirkan ucapan saya ini, “SELALU”. Artinya, kepercayaan Gandhi tumbuh lagi setelah mengingat bahwa langkahnya sudah dilandasi oleh prinsip- prinsip yang benar.
5. Memiliki model / teladan yang positif
Yang penting lagi adalah menemukan orang lain yang bisa kita contoh dari segi kepercayaan dirinya. Ini memang menuntut kita untuk sering membuka mata melihat orang lain yang lebih bagus dari kita lalu menjadikannya sebagai teladan atau idola. Demikian pentingnya peranan orang lain ini, ada yang mengatakan bahwa kita bisa memperbaiki diri dari dua hal:
a) pengalaman peribadi (life experiencing) dan
b) duplicating (mencontoh dan mempelajari orang lain

Lanjut......